Tuesday, April 12, 2011

ABSTRAKSI SEBAGAI PENGHUBUNG SEPARO DUNIA DALAM PIKIRAN KITA DAN SEPARO DUNIA NYATA SEBAGAI PENGHANTAR UNTUK MENGGAPAI DUNIA YANG SEUTUHNYA

Abstraksi merupakan suatu unsur yang tidak dapat kita pisahkan dalam hidup kita. Abstraksi merupakan pelengkap dan sekaligus sebagai penghubung antara separo dunia yang ada dalam pikiran kita dan separo dunia yang bersifat nyata. Abstraksi itu sendiri dapat terdiri dari dua hal yaitu abstraksi yang bersifat sadar dan abstraksi yang bersifat tak sadar. Dimana keduanya tergantung dari diri manusia itu sendiri. Sebab manusia merupakan makhluk yang sangat tergantung dengan makhluk lainnya. Dalam pikiran manusia, mengandung banyak hal yang terekam didalamnya. Hal tersebut bersifat kualitatif, kuantitatif, relasi dan kategori. Dimana keempatnya merupakan separo dunia yang sudah ada di dalam pikiran kita. Dari keempatnya dengan menggunakan suatu abstraksi kita dapat menterjemahkannya menjadi hal-hal yang bisa digunakan untuk menggapai separo dunia yang nyata yaitu separo dunia di luar pikiran kita. Akan tetapi dalam menggapainya kita harus selalu konsisten terhadap RUANG dan WAKTU sehingga perlu menterjemahkan dan juga diterjemahkan.

Jika kita kaitkan dengan matematika, abstraksi juga merupakan suatu hal yang mendasar yang sangat berpengaruh terhadap hal-hal yang ada di dalam matematika. Sebagai contoh sederhana, suatu abstraksi di dalam matematika adalah sebuah TITIK (POINT). Jika kita kaitkan dengan filsafat, titik atau point itu merupakan suatu hal yang ada di dalam pikiran kita dan titik itu juga merupakan suatu hal yang ada di luar pikiran kita. Sebab, titik di sini merupakan suatu hal yang ada dan juga yang mungkin ada tergantung dari RUANG dan WAKTUnya. Selain itu, titik di dalam matematika merupakan objek yang ada dan juga yang mungkin ada. Sedangkan titik jika kita tinjau dari segi subjektifitas merupakan kesadaran kita akan adanya RUANG dan WAKTU. Jika kita lanjutkan lagi, kita tarik makna dari sebuah titik, maka dari suatu titik dapat mengandung suatu potensi meliputi potensi yang ada dan yang mungkin ada yang dapat mewakili dari segala hal yang ada di dalam RUANG dan WAKTU dan mengandung suatu fakta (hasil) yang dapat kita lihat.

Titik disini merupakan suatu objek yang dapat menjadi siapa saja yang ada dan yang mungkin ada. Dimana titik dalam dunia abstraksi (ideal) dapat dinyatakan menjadi garis, lingkaran, bidang, bahkan ruang dimensi berapapun itu tergantung dari yang ada dan yang mungkin ada serta haruslah memperhatikan RUANG dan WAKTU. Dari titik itu menimbulkan kesadaran yang ada dalam pikiran kita. Akan tetapi kesadaran itu haruslah sesuai dengan keberadaan RUANG dan WAKTU yang tidak lain tidak bukan tidak dapat terpisahkan dari dalam pikiran kita. Kesadaran akan suatu benda dalam pikiran kita barulah suatu hal yang hanya merupakan kesadaran akan penggapaian separo dunia. Sedangkan separo dunia yang lain kita belum tau keberadaannya sebelum kita mampu untuk menemukan hal yang ada dalam pikiran kita dalam kehidupan nyata. Sehingga kesadaran ini barulah sekedar kesadaran yang merupakan logika, angan-angan yang masih belum dapat kita gunakan sebagai hal yang dapat digunakan untuk menggapai dunia yang seutuhnya jikalau kita tidak mampu melihat kenyataan di separo dunia lain yaitu di luar pikiran kita tentang apa yang kita pikirkan dari benda-benda tersebut.

Untuk menunjukkan bahwa hal yang ada di dalam pikiran kita merupakan suatu kenyataan, maka kita membutuhkan pengalaman-pengalaman yang dapat kita lakukan sebagai upaya untuk menggapai separo dunia yang ada di luar pikiran kita asalkan kita selalu konsisten terhadap RUANG dan WAKTU. Sehingga dari apa yang ada di dalam pikiran kita dan dari apa yang telah kita alami akan timbul apa itu yang dinamakan sebagai Mitos dan Logos. Dimana Mitos merupakan pengalaman-pengalaman yang telah kita lalui sedangkan Logosnya adalah apa yang ada di dalam pikiran kita. Dimana antar keduanya mempunyai hubungan yang sangat berkebalikan. Ibarat seperti bunga dimana warna-warna bungan yang ada saat ini mempunyai hal yang mempunyai makna dan arti yang saling berkebalikan antar warna tergantung dari RUANG dan WAKTUnya. Kita lihat dari apa yang telah kita pikirkan tadi tentang titik dan garis. Dimana antara keduannya pastilah merupakan hal yang berbeda jikalau kita tinjau dari segi RUANG dan WAKTUnya. Sebagai contoh lain, tentang kecepatan dari suatu hal. Kita tahu bahwa kecepatan mempunyai rumus yaitu v=s/t itu kita peroleh setelah kita mendapatkan pelajaran fisika. Sedangkan jika kita melakukan suatu praktik dengan mengendarai kendaraan, kita akan memperoleh kecepatannya. Sehingga dari keduanya diperoleh dunia yang seutuhnya yaitu antara teori dan praktik mempunyai hubungan yang terlihat antar keduanya yang sudah ada dalam pikiran kita dan yang ada dalam kenyataan.

Contoh lain dalam matematika selain titik misal dalam bidang statistika. Kita ambil contoh tentang kurva normal. Penerapan dari kurva normal yang sebenarnya masihlah sangat abstrak jika hanya memikirkannya saja. Itulah separo dunia kita yang ada di dalam pikiran kita sebelum adanya hal yang ada dan yang mungkin ada dari suatu pengalaman yang sudah kita lakukan. Jika kita bawa dalam kehidupan nyata, kurva normal itu bisa kita kaitkan dengan kehidupan dari orang Jawa yang cenderung mencari kenyamanan dalam hidup yaitu hanya berkumpul di tengan yaitu berada di daerah rata-rata sebab berkaitan dengan apa yang ada dan juga apa yang mungkin ada. Sebab di ekor-ekor dari kurva ini berisi banyak problematika kehidupan yang perlu untuk dijelaskan. Sebagaimana orang jawa menganggap problematika misal mempunyai anak yang masuk kategori BOCAH SUKERTO. Orang jawa akan melakukan suatu RUWATAN atau penyucian untuk menghilangkan sial yang ada dalam diri anaknya. Dimana RUWATAN ini merupakan suatu hal yang mentransfer suatu hal baru tetapi haruslah tergantung dengan RUANG dan WAKTU. Sehingga akan kita peroleh separo dunia di luar pikiran kita. Sehingga kita dapat menggapai dunia yang seutuhnya dari apa yang telah kita peroleh. Dari hal tersebut dapat kita pisahkan dunia itu menjadi dua bagian yaitu dunia yang ada di dalam pikiran kita yang bersifat analitik, transenden, logika, apriori, analitik dan lain sebagainya serta separo dunia lain yang berada di luar pikiran kita yang bersifat sintetik, realistik, fisik, aposteriori, pengalaman, persepsi dan lain sebagainya.

No comments:

Post a Comment